BANDUNG, KOMPAS (cvtogel login) — Mahasiswa dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung kembali menunjukkan inovasi teknologi yang menjanjikan masa depan hijau. Tim mahasiswa teknik dari UPI berhasil merancang dan mengembangkan prototipe sepeda motor yang menggunakan bahan bakar hidrogen, sebuah terobosan signifikan menuju kendaraan bermotor yang ramah lingkungan dan zero emission.
Inovasi ini diharapkan menjadi solusi alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan menekan tingkat polusi udara, terutama di kota-kota besar.
Bagaimana Motor Hidrogen Ini Bekerja?
Prototipe motor hidrogen buatan mahasiswa UPI ini bekerja berdasarkan prinsip konversi energi kimia hidrogen menjadi energi gerak, yang prosesnya hanya menghasilkan air murni sebagai emisi:
- Sistem Sel Bahan Bakar (Fuel Cell): Inti dari inovasi ini adalah penggunaan Sel Bahan Bakar (Fuel Cell). Sel ini mengubah gas hidrogen ($\text{H}_2$) dan oksigen ($\text{O}_2$) dari udara menjadi listrik melalui reaksi elektrokimia.
- Emisi Nol (Zero Emission): Reaksi yang terjadi di fuel cell menghasilkan produk samping berupa uap air ($\text{H}_2\text{O}$) murni, menjadikannya kendaraan yang benar-benar ramah lingkungan karena tidak melepaskan gas rumah kaca (seperti $\text{CO}_2$) atau polutan lainnya ke udara.
- Tenaga Listrik: Listrik yang dihasilkan oleh fuel cell inilah yang kemudian digunakan untuk menggerakkan motor listrik yang terpasang pada sepeda motor.
Keunggulan dan Tantangan Inovasi
Ketua tim pengembang, Rifky Maulana, menjelaskan bahwa motor hidrogen ini menawarkan keunggulan yang jauh melampaui kendaraan listrik berbasis baterai.
Keunggulan Motor Hidrogen Keterangan Pengisian Cepat Mengisi tangki hidrogen jauh lebih cepat daripada mengisi daya baterai motor listrik (hanya beberapa menit). Jarak Tempuh Jauh Hidrogen memiliki kepadatan energi yang tinggi, memungkinkan motor menempuh jarak yang lebih jauh per pengisian. Ramah Lingkungan Penuh Hanya menghasilkan air murni, tidak ada emisi berbahaya. Tantangan Utama:
Tantangan terbesar yang dihadapi tim adalah infrastruktur pengisian hidrogen yang saat ini belum tersedia secara komersial di Indonesia, serta biaya produksi fuel cell yang masih relatif mahal.
Dukungan Kampus dan Potensi Komersialisasi
Rektor UPI memberikan apresiasi tinggi terhadap inovasi ini dan menekankan bahwa ini adalah bukti nyata peran perguruan tinggi dalam mendukung agenda pembangunan berkelanjutan Indonesia.
Saat ini, tim UPI sedang berupaya menyempurnakan prototipe agar lebih efisien dan terjangkau, serta mencari mitra industri untuk memulai tahap komersialisasi. Inovasi ini diharapkan menjadi langkah awal penting menuju pengembangan kendaraan hidrogen secara massal di Indonesia.
